SUMBER : Ir. Kuncoro
Kasubdin Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Madiun
Madiun-Lahan pekarangan adalah sebidang tanah yang berada
disekitar rumah. Umumnya tidak terlalu luas atau merupakan sisa tanah yang
tidak dapat digunakan untuk dibangun rumah, dengan luas yang beragam.
Pekarangan dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi atau penyaluran hobi
keluarga sekaligus cadangan kebutuhan pangan tingkat keluarga yang apabila
dioptimalkan pemanfaatannya dapat menambah pendapatan keluarga.Intensifikasi
budidaya merupakan metode peningkatan hasil tanpa harus menambah luas
bidang/tempat budidaya dan lebih difokuskan pada penerapan kaidah budidaya
untuk memaksimalkan produksi.Kasubdin Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Madiun
Pemanfaatan lahan pekarangan secara produktif dapat dilihat
pada skema berikut :
PEKARANGAN SEBAGAI REKREASI DAN HOBI
-
TAMAN
-
IKAN HIAS
-
BURUNG
KICAUAN
-
BUAH-BUAHAN
DAN SAYURAN
-
TERNAK
PEKARANGAN SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN
SEHARI-HARI
-
BUAH-BUAHAN
DAN SAYURAN
-
TOGA
-
UMBI-UMBIAN
-
TANAMAN
PELINDUNG PENGHASIL KAYU
-
TERNAK (AYAM,
KAMBING)
-
KOLAM IKAN
(LELE, NILA, DSB)
Kegiatan di pekarangan dapat terdiri dari salah satu atau
dua fungsi diatas, karena pada dasarnya dua fungsi tersebut saling terkait. Misalnya : pemeliharaan ternak, disamping
merupakan penyaluran hobi, hasilnya (daging, telur, susu) dapat dikonsumsi oleh
anggota keluarga atau bahkan dijual.
Pemanfaatn lahan pekarangan disesuaikan dengan keadaan dan
luas pekarangan. Pekarangan dengan kondisi tanah yang keras dan tidak dapat
diolah kurang mendukung pertumbuhan tanaman, sebaiknya tidak dipaksakan untuk
ditanami. Lebih baik dimanfaatkan untuk usaha peternakan atau perikanan, tentu
dengan mempertimbangkan sumber air yang dapat digunakan dan daya dukung yang
lain.
Pembuatan kandang ternak hendaknya mempertimbangkan kondisi
sekitarnya. Ternak ayam, kambing dan sapi berpotensi menimbulkan bau tidak
sedap dari kotoran yang dikeluarkan. Oleh karena itu, penempatan kandang
sebaiknya agak jauh dari rumah sendiri maupun rumah tetangga. Yang lebih
penting lagi, kandang selalu diperhatikan kebersihannya sehingga tidak
berpotensi menjadi sumber bibit penyakit. Kotoran hewan ternak yang dikelola
dengan baik dapat diolah sedemikian rupa menjadi pupuk kandang dan dapat
dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan tanaman.
Rumah dengan lahan pekarangan yang sempit, seperti yang
kebanyakan ada di kompleks perumahan di kota, lebih sulit menerapkan kaidah
budidaya sebagaimana mestinya. Umumnya, sedikit lahan yang dimiliki justru
sudah di semen/paving dengan berbagai alasan, sehingga tidak memnungkinkan
untuk ditanami. Oleh karena itu disarankan untuk menerapkan teknologi budidaya
yang banyak berkembang, salah satunya dengan sistem budidaya vertikal
(vertikulur)
Pada sistem vertikultur ini, tanaman tidak langsung ditanam
di tanah. Tetapi ditempatkan dalam pot atau polibag yang ditata di rak bersusun.
Dari segi efisien lahan, sistem ini sangat menguntungkan karena tidak
memerlukan lahan yang luas. Selain itu, kita dapat dengan bebas memodifikasi
model rak seperti yang kita inginkan. Selain dengan menempatkan pot pada rak,
orang juga memanfaatkan batang bambu atau paralon yang dibentuk dan dilubang
sedemikian rupa sehiangga dapat diisi media tanam.
Benih yang ditanam di rak vertikultur ini umumnya jenis
tanaman semusim yang secara fisik tidak terlalu tinggi. Misalnya sawi, selada,
tomat, cabai, seledri, bayam, kangkung dan sebagainya. Perlakuan budidaya pada
jenis tanaman pada sitem vertikultur tersebut pada prinsipnya tidak jauh
berbeda dengan penanaman biasa. Beih tetap memerlukan perlakuan persemaian
sebelum ditanam secara individu. Selanjutanya, tanaman dirawat sebagaimana
mestinya, antara lain diberikan pupuk secara tepat dan berkembang dan dilakukan
pengendalian bila ada hama dan penyakit yang menyerang.
Selain sistem vertikultur, kita juga dapat menerapkan
budidaya tabulapot (tanaman buah dalam pot). Berbagai jenis buah-buahan dapat
kita tanam dan dapat kita panen buahnya seperti bila tanaman tersebut ditanam
langsung ditanah. Namun demikian, karena lingkungan hidupnya kita batasi, maka
kita juga harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan secara rutin
memberikan pupuk dan pengendalian hama dan penyakit. Hampir semua tanaman buah
dapat ditanam dalam pot, tentunya dengan menyeimbangkan besar pot dengan karateristik
pohon dan perakarannya. Beberapa yang digemari adalah sawo, jeruk besar, jeruk
keprok, belimbing bintang. Bahkan ditempat penangkaran dan penjualan bibit tanaman,
kelapa, durian dan nangka juga sudah bisa di-pot-kan.
Keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan lahan pekarangan
ini antara lain, kita sendiri yang dpat langsung melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan tersebut. Kita juga dapat melakukan pengawasan
langsung, dimana waktunya dapat kita atur sesuai kebutuhan dan kesempatan yang
kita miliki. Khususnya untuk budidaya tanaman semusim, kita dapat menekan
penggunaan pestisida berbahaya, sehingga diharapkan sayuran yang kita konsumsi
bebas dari pestisida kimiawi yang berbahaya bagi kesehatan. Bila jumlah panenan
yang kita peroleh melebihi pemenuhan kebutuhan keluarga, kita juga dapat
menjualnya untuk menambah penghasilan. Lebih dari itu, jika ternak dan tanaman
yang kita budidayakan dapat tumbuh dengan baik, maka kepuasan batin yang tidak
ternilai dapat kita peroleh.
0 komentar:
Posting Komentar