Menyampaikan Informasi tanpa terdistorsi

Selasa, 16 September 2014

Posted by Unknown 00.35.00 No comments
SUMBER : Ir. Kuncoro 
Kasubdin Pertanian Tanaman Pangan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Madiun    

Madiun-Lahan pekarangan adalah sebidang tanah yang berada disekitar rumah. Umumnya tidak terlalu luas atau merupakan sisa tanah yang tidak dapat digunakan untuk dibangun rumah, dengan luas yang beragam. Pekarangan dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi atau penyaluran hobi keluarga sekaligus cadangan kebutuhan pangan tingkat keluarga yang apabila dioptimalkan pemanfaatannya dapat menambah pendapatan keluarga.Intensifikasi budidaya merupakan metode peningkatan hasil tanpa harus menambah luas bidang/tempat budidaya dan lebih difokuskan pada penerapan kaidah budidaya untuk memaksimalkan produksi.

Pemanfaatan lahan pekarangan secara produktif dapat dilihat pada skema berikut :
PEKARANGAN SEBAGAI REKREASI DAN HOBI
-          TAMAN
-          IKAN HIAS
-          BURUNG KICAUAN
-          BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
-          TERNAK
PEKARANGAN SEBAGAI PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI
-          BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN
-          TOGA
-          UMBI-UMBIAN
-          TANAMAN PELINDUNG PENGHASIL KAYU
-          TERNAK (AYAM, KAMBING)
-          KOLAM IKAN (LELE, NILA, DSB)
Kegiatan di pekarangan dapat terdiri dari salah satu atau dua fungsi diatas, karena pada dasarnya dua fungsi tersebut saling terkait.  Misalnya : pemeliharaan ternak, disamping merupakan penyaluran hobi, hasilnya (daging, telur, susu) dapat dikonsumsi oleh anggota keluarga atau bahkan dijual.
Pemanfaatn lahan pekarangan disesuaikan dengan keadaan dan luas pekarangan. Pekarangan dengan kondisi tanah yang keras dan tidak dapat diolah kurang mendukung pertumbuhan tanaman, sebaiknya tidak dipaksakan untuk ditanami. Lebih baik dimanfaatkan untuk usaha peternakan atau perikanan, tentu dengan mempertimbangkan sumber air yang dapat digunakan dan daya dukung yang lain.
Pembuatan kandang ternak hendaknya mempertimbangkan kondisi sekitarnya. Ternak ayam, kambing dan sapi berpotensi menimbulkan bau tidak sedap dari kotoran yang dikeluarkan. Oleh karena itu, penempatan kandang sebaiknya agak jauh dari rumah sendiri maupun rumah tetangga. Yang lebih penting lagi, kandang selalu diperhatikan kebersihannya sehingga tidak berpotensi menjadi sumber bibit penyakit. Kotoran hewan ternak yang dikelola dengan baik dapat diolah sedemikian rupa menjadi pupuk kandang dan dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah dan tanaman.
Rumah dengan lahan pekarangan yang sempit, seperti yang kebanyakan ada di kompleks perumahan di kota, lebih sulit menerapkan kaidah budidaya sebagaimana mestinya. Umumnya, sedikit lahan yang dimiliki justru sudah di semen/paving dengan berbagai alasan, sehingga tidak memnungkinkan untuk ditanami. Oleh karena itu disarankan untuk menerapkan teknologi budidaya yang banyak berkembang, salah satunya dengan sistem budidaya vertikal (vertikulur)
Pada sistem vertikultur ini, tanaman tidak langsung ditanam di tanah. Tetapi ditempatkan dalam pot atau polibag yang ditata di rak bersusun. Dari segi efisien lahan, sistem ini sangat menguntungkan karena tidak memerlukan lahan yang luas. Selain itu, kita dapat dengan bebas memodifikasi model rak seperti yang kita inginkan. Selain dengan menempatkan pot pada rak, orang juga memanfaatkan batang bambu atau paralon yang dibentuk dan dilubang sedemikian rupa sehiangga dapat diisi media tanam.
Benih yang ditanam di rak vertikultur ini umumnya jenis tanaman semusim yang secara fisik tidak terlalu tinggi. Misalnya sawi, selada, tomat, cabai, seledri, bayam, kangkung dan sebagainya. Perlakuan budidaya pada jenis tanaman pada sitem vertikultur tersebut pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan penanaman biasa. Beih tetap memerlukan perlakuan persemaian sebelum ditanam secara individu. Selanjutanya, tanaman dirawat sebagaimana mestinya, antara lain diberikan pupuk secara tepat dan berkembang dan dilakukan pengendalian bila ada hama dan penyakit yang menyerang.
Selain sistem vertikultur, kita juga dapat menerapkan budidaya tabulapot (tanaman buah dalam pot). Berbagai jenis buah-buahan dapat kita tanam dan dapat kita panen buahnya seperti bila tanaman tersebut ditanam langsung ditanah. Namun demikian, karena lingkungan hidupnya kita batasi, maka kita juga harus dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan secara rutin memberikan pupuk dan pengendalian hama dan penyakit. Hampir semua tanaman buah dapat ditanam dalam pot, tentunya dengan menyeimbangkan besar pot dengan karateristik pohon dan perakarannya. Beberapa yang digemari adalah sawo, jeruk besar, jeruk keprok, belimbing bintang. Bahkan ditempat penangkaran dan penjualan bibit tanaman, kelapa, durian dan nangka juga sudah bisa di-pot-kan.
Keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan lahan pekarangan ini antara lain, kita sendiri yang dpat langsung melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. Kita juga dapat melakukan pengawasan langsung, dimana waktunya dapat kita atur sesuai kebutuhan dan kesempatan yang kita miliki. Khususnya untuk budidaya tanaman semusim, kita dapat menekan penggunaan pestisida berbahaya, sehingga diharapkan sayuran yang kita konsumsi bebas dari pestisida kimiawi yang berbahaya bagi kesehatan. Bila jumlah panenan yang kita peroleh melebihi pemenuhan kebutuhan keluarga, kita juga dapat menjualnya untuk menambah penghasilan. Lebih dari itu, jika ternak dan tanaman yang kita budidayakan dapat tumbuh dengan baik, maka kepuasan batin yang tidak ternilai dapat kita peroleh.

0 komentar:

Posting Komentar

Search